Cara Tuhan Menyayangimu

Rasa sakit bercampur kelelahan digenapi pesimisme di tengah-tengah perjuangan melawan kekalahan. Tidak ada yang terlihat sempurna hingga kita menemukan kekurangan. Tidak terasa limpahan nikmat dan karunia hingga kita mendapati penderitaan. Sebuah perenungan mempertanyakankan eksistensi hati. Semoga tidak mati dalam kabut keduniawian. Semoga tetap hidup meski sulit bertahan dan terkadang redup.

Aku adalah manusia biasa. sesederhana yang tergoda hiruk pikuk canda dunia. sama seperti jutaan manusia-manusia lainnya, yang mempertaruhkan kebahagiaan di tempat tertinggi bernama cita-cita. Terkadang kita merasa penuh optimisme berkepanjangan. Dilenakan buih-buih keindahan bangunan megah bernama impian. dan mengejarnya seolah hari esok akan menjadi sisa-sisa jika kita tidak berlari cepat hari ini. Maka ketika sesuatu merenggut kehidupan normalku, dunia itu tiba-tiba diguncangkan dengan amat kuat. dinding optimisme yang berpacu berganti menjadi pohon kecil yang teduh. Waktunya beristirahat sejenak kawan.

Kecelakaan kecil. Tidak membuatku harus menggunakan alat bantu pernafasan atau kehilangan ingatan. Sederhanasaja. Peristiwa itu merenggut sesuatu yang amat berharga, yang selama ini teracuhkan. Tangan Kanan. Sebuah tulang mungil di ujung siku tampak mencuat dari tempat semula. Hasil ronsen yang tidak begitu buruk, tapi cukup mengubah sebuah ritme besar kehidupanku. Aku harus berjuang tanpa tangan kanan untuk beberapa bulan kedepan. Tidak!!

Dunia tiba-tiba seperti sebuah tangan kanan raksasa. Kemana pun kakiku melangkah yang kulihat adalah betapa indahnya memiliki tangan kanan. Tangan kanan yang manis dan sempurna, yang dapat dibenkokkan kesana kemari, dapat menulis dan menekan keyboard dengan cepat. Betapa indahnya dunia dengan tangan kanan. Sekejap impian setinggi langit itu berubah menjadi impian tentang tangan kanan. Hanya Tuhan yang tahu betapa inginnya aku menggunakan tangan kananku lagi. Aku rindu menuliskan isi pikiranku dalam selembar kertas. Atau sekadar mencoretkan puisi tidak karuan. dan menulisi blogku sewaktu-waktu.

Betapa hati kita sering dilupakan. Tuhan mengingatkan. Saatnya bersyukur kawan. Jika kau satu diantara banyak orang yang saat ini membaca tulisan ini dan masih dapat menggunakan tangan kananmu untuk memegang mouse, bersyukurlah, karena aku masih menuliskan tulisan ini dengan tangan kiriku. Bersyukurlah memiliki kaki yang sempurna, suara, mata, pendengaran, apapun itu....Diantara sebuah impian besar yang sedang kau kejar saat ini, sempatkan sedikit waktumu untuk mensyukuri banyak hal pada hari ini. Karena sungguh sangat mudah bagi Tuhan untuk mengubah ritme kehidupanmu untuk mengingatkanmu akan sesuatu yang jauh lebih berharga.

Posted in Label: , | 3 komentar

Oleh2 Khas Minang

Oleh2 Khas Minang
Rendang Telur, Rp.45.000/kemasan isi 0,5 kg. CP:Widia (08982605727/08126795642)