Sebuah Idealisme?

Pertentangan yang hebat. Sebuah idealisme?

Jika kau memasuki alam bernama bangku sekolah, dimana semua aturan adalah kedisiplinan tertulis, setiap insan adalah bentukan pribadi-pribadi dari pemberi wejangan yang penuh kasih, yang menunjukkan idealisme sebuah dunia, keadilan yang mesti tegak, kebenaran yang perlu diperjuangkan, maka kau akan menjadi pemuja 'idealisme'. Jangan menyalahkan dirimu jika menjadi satu diantara sekian banyak para 'idealis' yang bicara penuh kesungguhan dan semangat berapi-api tentang keadilan. Sangat lumrah menjadi seorang 'idealis' diantara ribuan tumpukan orang-orang 'idealis'. Sama halnya dengan sangat gampang menjadi 'orang baik' diantara ribuan 'orang-orang baik' yang selalu 'baik' dalam lingkungan yang sama 'baik'nya.

Ketika aku pertama melangkahkan kaki ke dunia kerja, sebuah tempat yang mereka sebut sebagai 'dunia nyata'. Inilah benturan pertama dalam hidupku tentang apa yang disebut dengan 'idealisme'. Adakah? Ada yang mengatakan padaku "jangan menjadi terlalu idealis, ini dunia kerja, ini dunia nyata, kita tidak bisa menjadi terlalu idealis." Bila saat ini aku baru saja memasuki dunia nyata, maka apakah artinya sejak aku dilahirkan, menjadi kanak-kanak, memasuki bangku sekolah, hingga dinding-dinding universitas, semua itu kujalani dalam alam mimpi, dalam dunia tidak nyata yang tidak lain hanya fiksi. Jika memang begitu, marilah kuberi sedikit kesimpulan lucu dalam hidup kita, bahwa sesungguhnya dua puluh tiga tahun pertama dalam hidup kita hanya dijalani dalam alam mimpi, lantas mungkin tidak ada gunanya juga menjadi anak baik atau belajar bersungguh-sungguh jika cuma sedang bermimpi.

Jika ada yang ada disebut idealisme, maka ijinkan aku mengacungi jempol untuk mereka yang berani bertahan dengan apa yang mereka pegang sebagai sesuatu yang teguh. Bertahan dengan sebuah 'idealisme' dalam dunia yang dikatakan 'dunia nyata' sebagai bentuk pengaburan atas 'ketidak-idealisan' itu adalah sesuatu yang sulit. Sungguh teguh dan pantas dapat penghargaan untuk mereka yang dengan jelas membangun batasan-batasan yang mereka buat atas diri mereka sendiri. Karena jauh lebih mudah membangun tembok pembatas setinggi tiga meter dengan dunia luar ketimbang hanya sekadar membuat pagar pembatas kecil tapi dengan diri sendiri.

Mereka adalah orang-orang mengagumkan dengan membuat pilihan bebas untuk menjadi seperti apa mereka adanya, dengan tetap menjadi 'baik' bukan karena  berada di 'komunitas orang-baik', atau menjadi orang 'setengah-baik' ketika berada di komunitas 'orang setengah-baik. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sesuatu kekuatan yang bernama 'idealisme'.  Perjanjian berharga, perjanjian pribadi dengan diri sendiri, dan sebagian diantaranya memilki perjanjian pribadi dengan Tuhan.

Orang-orang seperti ini tidak bergeming. Mereka tidak menjadi 'idealis' karena bangku-bangku sekolah, atau karena keagungan tembok-tembok universitas yang menggaungkan 'teori idealisme' dengan 'harga mati', atau karena berada dalam kumpulan kelompok 'para idealis' yang mengungkung kebebasan mereka untuk menjadi 'tidak idealis', tapi mereka menjadi 'idealis' dengan kepercayaan yang mereka pegang teguh. Maka ijinkan aku mengacungi dua jempol untuk mereka, yang dengan sadar telah memilih untuk menjadi seorang 'Idealis Merdeka'.

me

Posted in Label: , | 3 komentar

Oleh2 Khas Minang

Oleh2 Khas Minang
Rendang Telur, Rp.45.000/kemasan isi 0,5 kg. CP:Widia (08982605727/08126795642)