Nyanyian Subuh

Dengarlah cinta-Nya mengalun pada alam
Memekarkan bunga-bunga dan menebarkan aroma pagi
Geliatnya segar menampar pipi bumi yang masih basah karena gerimis
Langitnya kemerah-merahan merona malu dibalik bias-bias kelabu kabut fajar

Angin berbisik meniupkan suara burung-burung yang bertasbih
Tetes embun meluncur dari dahan akasia
Menyelusup ke bibir daunnya
Jatuh ke hamparan bumi yang basah atas ijin-Nya

@Pad4nKCitY

Posted in Label: | 3 komentar

Membunuh rutinitas

Menghadapi rutinitas. Seperti menghadapi putaran roda yang membosankan. Berapa banyak orang-orang yang dituakan, atau setidaknya merasa menjadi telah menjadi tua dalam waktu singkat. Ketika kita tidak memiliki waktu sedikit saja hanya untuk sekadar menikmati apa yang telah kita pilih sebagai jalan hidup, maka faktanya rutinitas itu telah membunuhmu.

Kehidupan yang menetap di suatu kota sama artinya menenggelamkan diri dalam wawasan kota tersebut. Tenggelam bersama rutinitas, dihancurkan oleh kebobrokan peradaban sosial, dan semua sifat-sifat buruk yang menjadi kebiasaan wajar. Pembudayaan paksa pribadi. Lamat laun, tanpa kita sadari, kita tidak lagi menjadi makhluk asing di sebuah kota baru, tapi menjadi bagian dari sebuah peradaban lain, yang mungkin adalah asing bagi diri kita sendiri dulunya. Sebuah rutinitas baru yang berbeda, namun tetap sama dalam hal menjemukan.


Saat anda mulai merasa lebih tua dan bosan. Saat yang baik untuk bangun dan melakukannya dengan cara yang berbeda. Hari ini, bangunlah lebih awal, tengoklah keluar sana betapa matahari pagi sangat meneduhkan. Berapa lama gerangan semua aktifitas otak anda diisi oleh rutinitas harian yang lebih mementingkan materi? Saatnya beristirahat sejenak kawan! Saatnya berjalan di pagi yang teduh dan lembut, hiruplah udara yang segar hingga paru-parumu lembab. Dinginkan otakmu, bergegaslah melangkahkan kakimu ke tempat-tempat yang sebelumnya hanya tontonan sambil lewat. Jika hujan gerimis, tidak ada salahnya menikmati buliran air yang menetes dari langit. Anugrah itu indah, beberapa tetes air hujan hanya akan membasahimu, tidak akan membunuh.

Mungkin kesibukan kantor, sekolah, mengajar, mengurus anak-anak, melenakan kita dari banyak keindahan di luar sana. Kita lupa menengok langit yang biru dan menikmatinya sambil minum teh di halaman rumah. Berbaringlah di rerumputan dan biarkan matamu menatap angkasa yang luas. Nikmati keindahan bintang-bintang dan metafora yang mengagumkan. Susunan tata surya yang agung itu adalah keindahan tak berbayar, semuanya disajikan gratis oleh Sang Pencipta. Sudah saatnya terjaga dari rutinitas yang memerosokkan kita dalam lubang hitam pemikiran yang sempit. Ini hari yang indah untuk dimulai. Hari yang indah untuk mendengarkan suara-suara alam. Ini hari yang sungguh indah untuk bergerak!!

*mencoba membunuh rasa bosan...

Posted in Label: | 0 komentar

Setelah Perjuangan itu...

Setelah kesulitan itu ada kemudahan......

Sebuah kalimat sakti yg mengajarkan kita bagaimana menghargai sebuah perjuangan. Ketika optimisme kita nyaris berakhir ditelan gulungan ombak kesulitan, dan nyaris berhenti untuk segera merasa kalah, ketika jalan dihadapan kita terlihat begitu menanjak atau curam, maka ketika itu kita belajar mengenali diri sendiri. Tetap berjuang atau berhenti ditaklukkan rasa takut.

Yang aku tahu, diriku adalah gambaran optimisme besar. Aku menghipnotis diri sendiri dalam bingkaian mimpi dan cita-cita yang kuyakini penuh eksistensinya. Romantisme perjuangan berat yang diakhiri keberhasilan kupegang teguh sebagai hukum alam. Aku cukup angkuh untuk menyatakan bahwa rasa pesimis tak akan pernah menyentuh dinding-dinding hatiku. Dan keangkuhan itu membutuhkan pukulan besar sekadar untuk mengajariku tentang arti perjuangan yang sungguh-sungguh. Pada akhirnya aku takluk dan menemukan diriku tak lebih baik dari orang-orang kebanyakan. Nyaris aku tidak mempercayai lagi bahwa keajaiban adalah hadiah bagi pejuang yang tak kenal kata menyerah. Dinding optimismeku tiba-tiba tenggelam mengenaskan, sekarat!

Kita seringkali dihadapkan pada persoalan hidup. Titik-titik kecil kerumitan yang membuat kita masih bisa mengatakan dengan lantang bahwa Tuhan, dengan cara dan ukuran-Nya sendiri tengah menguji kita. Penuh keyakinan bahwa kita akan memenangkan ujian ini untuk melangkah ke ujian berikutnya. Kita terlena dengan keyakinan bahwa kasih sayang Tuhan selalu ditunjukkan dengan membuat kita menang pada setiap pertarungan, pada setiap ujian. Tapi bukankah kemenangan tidak selalu berhasil mengajarkan segalanya? hingga ketika perjuangan itu belum berakhir dengan kemenangan manis pada saat yang tepat menurut prasangka kita, justru kerumitan itu berubah menjadi bayangan gelap yang bahkan tak pernah ada dalam mimpi buruk kita, apakah ini saat yang tepat untuk bertanya tentang arti perjuangan? Apakah masih belum cukup? Atau mungkin justru dianggap tidak berarti! Awal sebuah pesimisme!

Sadar atau tidak ujian sesungguhnya justru datang ketika tidak sadar lagi bahwa itu adalah sebuah ujian.
Sungguh, berjuang di awal jalan jauh lebih mudah ketimbang bertahan untuk tetap berjuang ketika kita kehilangan kepercayaan diri. Tapi inilah perjuangan sesungguhnya. Perjuangan untuk mempertahankan kepercayaan akan pentingnya arti perjuangan itu sendiri.  Di titik ini menang atau kalah bukan lagi menjadi hal penting. Mempertahankan kemampuan untuk tetap percaya bahwa Tuhan selalu dan masih sedang mengamati adalah jauh lebih berharga. Rahasia sederhana, ini bukan lagi ujian tentang sebuah perjuangan....Kawan! Ini adalah titik dimana kita harus belajar tentang sesuatu yang jauh lebih sulit, kesabaran....Sungguh! Ini adalah ujian tentang kesabaran!


Dan bukankah Tuhanmu adalah Guru Yang Terbaik??

Posted in Label: , | 0 komentar

Perjalanan ini.....(terasa amat menyenangkan)

Aku sudah merindukan garis-garis lekuk pucuk pepohonan di pinggir jalan. Debu yang menguap bercerita tentang kisah kehidupan orang-orang yang duduk henyak di bangku bis. Menghirup udara negeri-negeri baru yang timbul tenggelam dalam cahaya terang dan gelap. Menepuk batas kesadaran dan fantasi. Ini adalah peristiwa menyenangkan yang kunamakan 'mudik lebaran'.

Aku tergila-gila pada semua kendaraan yang bisa membawaku melintasi satu kota ke kota lain. Inspirasi-inspirasi dan kekuatan bertahan manusiaku seringkali dialiri oleh sistematika perjalanan yang indah. Mari kita campakkan kebosanan rutinitas dan tumpukan rasa jenuh dengan melintasi tempat-tempat asing. Negeri-negeri baru seringkali menyimpan teka-teki dan semangat berapi-api. Sebuah jamuan indah yang menggiurkan. Tak pelak aku berharap melintasi negeri-negeri asing seperti darah para perantau yang mengalir di tubuhku.

Kita tidak perlu menuakan diri dalam himpitan hidup yang direcoki keluhan berkepanjangan. Atau membunuh diri diam-diam dalam standarisasi kebahagiaan orang lain. Kalau kau sudah merasa bahagia dengan segelas kopi coklat di pinggir jalan dengan suguhan lalu-lintas orang asing, atau sepotong roti kering dalam sebuah bus yang dingin, maka tidak perlu berpura-pura merasa membutuhkan restoran terbaik untuk sarapan. Sudah saatnya memiliki caramu sendiri untuk gembira. Maka jika perjalanan 'mudik lebaran'ku ini harus dilewati dalam sebuah bus gemuk yang dinginnya seperti kulkas, yang berguncang dan terhenyak di jalan berlubang, yang mencekik rasa laparku hingga titik kritis, maka tak perlu memusingkan bagaimana aku bisa merasa senang dengan perjalanan setengah hari dengan posisi duduk tanpa meluruskan kaki. Bukankah setiap kita memiliki caranya sendiri untuk merasa gembira? Maka biarkan aku menikmati perjalanan ini....


to@llH4pPyMudiK

Posted in Label: , | 2 komentar

Cara Tuhan Menyayangimu

Rasa sakit bercampur kelelahan digenapi pesimisme di tengah-tengah perjuangan melawan kekalahan. Tidak ada yang terlihat sempurna hingga kita menemukan kekurangan. Tidak terasa limpahan nikmat dan karunia hingga kita mendapati penderitaan. Sebuah perenungan mempertanyakankan eksistensi hati. Semoga tidak mati dalam kabut keduniawian. Semoga tetap hidup meski sulit bertahan dan terkadang redup.

Aku adalah manusia biasa. sesederhana yang tergoda hiruk pikuk canda dunia. sama seperti jutaan manusia-manusia lainnya, yang mempertaruhkan kebahagiaan di tempat tertinggi bernama cita-cita. Terkadang kita merasa penuh optimisme berkepanjangan. Dilenakan buih-buih keindahan bangunan megah bernama impian. dan mengejarnya seolah hari esok akan menjadi sisa-sisa jika kita tidak berlari cepat hari ini. Maka ketika sesuatu merenggut kehidupan normalku, dunia itu tiba-tiba diguncangkan dengan amat kuat. dinding optimisme yang berpacu berganti menjadi pohon kecil yang teduh. Waktunya beristirahat sejenak kawan.

Kecelakaan kecil. Tidak membuatku harus menggunakan alat bantu pernafasan atau kehilangan ingatan. Sederhanasaja. Peristiwa itu merenggut sesuatu yang amat berharga, yang selama ini teracuhkan. Tangan Kanan. Sebuah tulang mungil di ujung siku tampak mencuat dari tempat semula. Hasil ronsen yang tidak begitu buruk, tapi cukup mengubah sebuah ritme besar kehidupanku. Aku harus berjuang tanpa tangan kanan untuk beberapa bulan kedepan. Tidak!!

Dunia tiba-tiba seperti sebuah tangan kanan raksasa. Kemana pun kakiku melangkah yang kulihat adalah betapa indahnya memiliki tangan kanan. Tangan kanan yang manis dan sempurna, yang dapat dibenkokkan kesana kemari, dapat menulis dan menekan keyboard dengan cepat. Betapa indahnya dunia dengan tangan kanan. Sekejap impian setinggi langit itu berubah menjadi impian tentang tangan kanan. Hanya Tuhan yang tahu betapa inginnya aku menggunakan tangan kananku lagi. Aku rindu menuliskan isi pikiranku dalam selembar kertas. Atau sekadar mencoretkan puisi tidak karuan. dan menulisi blogku sewaktu-waktu.

Betapa hati kita sering dilupakan. Tuhan mengingatkan. Saatnya bersyukur kawan. Jika kau satu diantara banyak orang yang saat ini membaca tulisan ini dan masih dapat menggunakan tangan kananmu untuk memegang mouse, bersyukurlah, karena aku masih menuliskan tulisan ini dengan tangan kiriku. Bersyukurlah memiliki kaki yang sempurna, suara, mata, pendengaran, apapun itu....Diantara sebuah impian besar yang sedang kau kejar saat ini, sempatkan sedikit waktumu untuk mensyukuri banyak hal pada hari ini. Karena sungguh sangat mudah bagi Tuhan untuk mengubah ritme kehidupanmu untuk mengingatkanmu akan sesuatu yang jauh lebih berharga.

Posted in Label: , | 3 komentar

Sebuah Idealisme?

Pertentangan yang hebat. Sebuah idealisme?

Jika kau memasuki alam bernama bangku sekolah, dimana semua aturan adalah kedisiplinan tertulis, setiap insan adalah bentukan pribadi-pribadi dari pemberi wejangan yang penuh kasih, yang menunjukkan idealisme sebuah dunia, keadilan yang mesti tegak, kebenaran yang perlu diperjuangkan, maka kau akan menjadi pemuja 'idealisme'. Jangan menyalahkan dirimu jika menjadi satu diantara sekian banyak para 'idealis' yang bicara penuh kesungguhan dan semangat berapi-api tentang keadilan. Sangat lumrah menjadi seorang 'idealis' diantara ribuan tumpukan orang-orang 'idealis'. Sama halnya dengan sangat gampang menjadi 'orang baik' diantara ribuan 'orang-orang baik' yang selalu 'baik' dalam lingkungan yang sama 'baik'nya.

Ketika aku pertama melangkahkan kaki ke dunia kerja, sebuah tempat yang mereka sebut sebagai 'dunia nyata'. Inilah benturan pertama dalam hidupku tentang apa yang disebut dengan 'idealisme'. Adakah? Ada yang mengatakan padaku "jangan menjadi terlalu idealis, ini dunia kerja, ini dunia nyata, kita tidak bisa menjadi terlalu idealis." Bila saat ini aku baru saja memasuki dunia nyata, maka apakah artinya sejak aku dilahirkan, menjadi kanak-kanak, memasuki bangku sekolah, hingga dinding-dinding universitas, semua itu kujalani dalam alam mimpi, dalam dunia tidak nyata yang tidak lain hanya fiksi. Jika memang begitu, marilah kuberi sedikit kesimpulan lucu dalam hidup kita, bahwa sesungguhnya dua puluh tiga tahun pertama dalam hidup kita hanya dijalani dalam alam mimpi, lantas mungkin tidak ada gunanya juga menjadi anak baik atau belajar bersungguh-sungguh jika cuma sedang bermimpi.

Jika ada yang ada disebut idealisme, maka ijinkan aku mengacungi jempol untuk mereka yang berani bertahan dengan apa yang mereka pegang sebagai sesuatu yang teguh. Bertahan dengan sebuah 'idealisme' dalam dunia yang dikatakan 'dunia nyata' sebagai bentuk pengaburan atas 'ketidak-idealisan' itu adalah sesuatu yang sulit. Sungguh teguh dan pantas dapat penghargaan untuk mereka yang dengan jelas membangun batasan-batasan yang mereka buat atas diri mereka sendiri. Karena jauh lebih mudah membangun tembok pembatas setinggi tiga meter dengan dunia luar ketimbang hanya sekadar membuat pagar pembatas kecil tapi dengan diri sendiri.

Mereka adalah orang-orang mengagumkan dengan membuat pilihan bebas untuk menjadi seperti apa mereka adanya, dengan tetap menjadi 'baik' bukan karena  berada di 'komunitas orang-baik', atau menjadi orang 'setengah-baik' ketika berada di komunitas 'orang setengah-baik. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sesuatu kekuatan yang bernama 'idealisme'.  Perjanjian berharga, perjanjian pribadi dengan diri sendiri, dan sebagian diantaranya memilki perjanjian pribadi dengan Tuhan.

Orang-orang seperti ini tidak bergeming. Mereka tidak menjadi 'idealis' karena bangku-bangku sekolah, atau karena keagungan tembok-tembok universitas yang menggaungkan 'teori idealisme' dengan 'harga mati', atau karena berada dalam kumpulan kelompok 'para idealis' yang mengungkung kebebasan mereka untuk menjadi 'tidak idealis', tapi mereka menjadi 'idealis' dengan kepercayaan yang mereka pegang teguh. Maka ijinkan aku mengacungi dua jempol untuk mereka, yang dengan sadar telah memilih untuk menjadi seorang 'Idealis Merdeka'.

me

Posted in Label: , | 3 komentar

Hidup itu seperti Flying Fox!

Butuh keberanian besar untuk mengambil sebuah keputusan. Meskipun itu berarti memutuskan untuk pasrah. Jika kau tidak punya keberanian untuk meloncati jurang rasa takutmu, maka biarkan, tunggu saja, tunggu sampai keadaan yang memaksamu melompatinya. Persoalannya hanyalah tentang menjatuhkan diri dengan penuh keberanian (meskipun setidaknya pura-pura memiliki keberanian) atau menunggu sesuatu menjatuhkanmu. Keadaannya tidak berbeda. Hanya saja, sikap yang kita ambil lah yang berbeda.

Rasa kecut merayap cepat ketika aku berdiri di ketinggian sepuluh meter. Aku memang takut ketinggian. Tapi rasa takut seringkali adalah batasan sendiri yang kita buat. Seperti rangkaian peraturan pribadi yang mengikat kita dengan diri sendiri. Rasa takut seperti garis batas, undang-undang yang kita rancang dan sahkan sendiri. Akibatnya, ketika dengan penuh rasa ingin tahu untuk mengikuti salah satu wisata outbond bersama kawan-kawan, mau tidak mau, rasa takutku atas ketinggian harus dihapuskan. Jika pun tidak bisa dikurangi perlahan, maka sudah saatnya dibunuh tiba-tiba.

Melintasi jaring demi jaring, memanjat tembok batas yang tinggi hingga berjalan di atas sebuah tali. Bukan itu yang paling membuatku kecut. Memang bukan ketinggian yang semacam itu. Tapi ketinggian yang mengerikan ketika aku harus meloncat dari titik sepuluh meter. Flying fox! Sebuah kegilaan yang dirancang manusia untuk meloncati jurang rasa takut mereka sendiri. Tidak bisa kupungkiri, kakiku seperti hendak pergi ke arah berlawanan. Tepat ketika alat pengamanan telah dikenakan, maka jantungku, aku berusaha memastikan masih ditempatnya. Satu hal bodoh yang kulakukan adalah mengulur-ngulur waktu. Memandang jauh ke bawah lintasan yang akan kulewati dan mencoba mengatakan di dalam hati bahwa: "jika mereka bisa maka artinya aku pun pasti bisa". Tapi sayang! itu belum cukup!

Pernahkah kau membaca kisah-kisah tentang peri yang bisa terbang? Mereka memiliki sayap mungil yang mengepak amat cepat, yang dihitung dalam kecepatan cahaya. Jika aku menjadi peri, maka aku tidak akan terbang hingga ketinggian sepuluh meter atau lebih. Tapi itu konyol. Rasa takut lah yang sering membatasi kemampuan kita. Seringkali, dan selalu, perasaan rendah diri dan tidak mampu itu adalah bangunan puncak dari rasa takut yang terlalu mengekang. Maka kuputuskan di saat itu untuk membunuh rasa takutku dengan cara yang sedikit sadis. Pilihannya hanya dua. Meloncat atau menunggu sesuatu menjatuhkanmu. Maka, jikalau pun aku dianugerahkan perasaan takut ketinggian, aku memutuskan untuk tidak mau terlihat konyol dengan menjadi pengecut. Setidaknya, meskipun penuh rasa takut, aku telah memutuskan untuk 'pura-pura' memiliki keberanian. Aku meloncat dengan anggun, Meloncat dengan penuh keberanian. Membiarkan udara ketinggian 10 meter itu menembus pori-pori kulitku hingga membuat jantungku menggigil. Ya, aku telah membuat keputusan!

Sebuah pelajaran sederhana yang kuambil pada 'outbond' ku yang pertama kali seumur hidup! Maka aku tuliskan disini. Sungguh, hidup itu seperti flying fox, kau harus meloncat penuh keberanian, atau menunggu sesuatu menjatuhkanmu. Maka tahukah kau apa yang kulakukan? Aku meloncat dengan 'pura-pura' penuh keberanian, tapi dengan mata terpejam penuh ketakutan.


Me

Posted in Label: , | 2 komentar

Alangkah Lucunya Negeri Ini

Waktu pertama kali di ajak teman nonton film ini, aku langsung merasa tertarik. Pertama, dari pemainnya, om Deddy Mizwar. Bagaimanapun aku punya memori positif tentang semua film yang dibintangi oleh om Deddy Mizwar. Pokoknya bukan sekadar film hiburan, begitulah kira2. Jadi dengan penuh semangat kami pun membeli tiket untuk nonton film. Meskipun malam hari.

Tepat pukul setengah delapan malam, film pun dimulai. Tapi hanya sekitar lima menit, suara tawa sudah memenuhi ruang bioskop. Tepatnya ketika adegan si Muluk (pemain utamanya yang lulusan Sarjana Manajemen) sedang melamar pekerjaan, eh ternyata tempat melamar kerjanya sedang disita bank. Adegan kedua cuma berselang tidak lebih dari sepuluh menit, kembali suara tawa memenuhi bioskop. Kali ini si Muluk tidak mendapat pekerjaan karena sudah tidak ada lagi lowongan pekerjaan. Si Muluk hanya ditawari bekerja sebagai TKI, tapi ditolaknya karena takut dicambuk majikan. (emangnya mau jadi PRT).
Film ini bukan hanya bisa ditonton bersama keluarga, tapi juga bisa bikin tertawa sekeluarga. Ada banyak ironi yang disajikan secara sederhana tapi mengena. Bagaimana rumitnya seorang sarjana pendidikan menjelaskan tentang arti pendidikan pada anak-anak pencopet. Bayangkan jika ada anak pencopet yang bercita-cita kalau sudah besar mau jadi Koruptor, hualaahh...Betapa si Muluk yang penggangguran tapi sarjana justru menemukan arti hidup setelah mengajari anak-anak pencopet dan dibayar dari uang hasil copet. Meskipun tujuan Muluk adalah baik, yakni supaya anak-anak pencopet juga punya masa depan yakni dengan mengumpulkan uang hasil copet dan mulai karir sebagai pengasong, namun tetap saja hal itu membuat shock ayah Muluk yang tak lain adalah seorang yang taat beragama. Tidak hanya itu, Muluk dkk harus menghadapi kendala anak-anak copet yang tidak mau mengubah profesi mereka dengan berbagai alasan. 

Semuanya disajikan lucu dan mengena dalam film ini.  pokoknya film Om Deddy Mizwar dkk ini dapat diacungi jempol. Ini dia satu lagi film anak negeri yang menonjolkan kualitas.

Coba tebak bagaimana akhirnya nasib si Muluk dan teman-temannya. Gambaran nyata negeri ini. Memang benar, Alangkah Lucunya Negeri Ini!

mendingan nonton langsung aja...hehehe...dijamin gak rugi.

Posted in Label: | 0 komentar

Melupakan tulisan

Sudah sebulan sejak aku meninggalkan rumah. Mencoba hidup dalam suasana dan lingkungan baru. Mencoba memperjuangkan sesuatu yang aku sendiri masih tidak begitu kukuh. Benarkah langkah yang telah diambil? Tapi bukankah Allah SWT juga yang mentakdirkan keberadaanku disini? di kota ini? di kota yang berbeda.

Hal yang paling berat adalah meninggalkan setumpuk tulisan-tulisanku di rumah. di dalam komputer, di dalam folder gemukku yang padat isi. Di dalam sana sejumlah rentetan kata-kata kusimpan rapi. Entah bermakna entah tidak siapa peduli, Entah dibaca entah tidak aku tak ambil pusing. Aku suka menuliskannya. Membiarkan jari-jariku meletupkan suaranya sendiri. Membiarkan kata-kata mengalirki keyboard dan baru berhenti ketika otakku sudah buntu, mati.


Cukup lama untuk menyadri sebulan ini kebiasaan itu sudah kutinggalkan. Di kota baru ini, di tempat tinggal yang kost-kostan ini, tanpa komputer, apalagi laptop, sebuah kesulitan secra psikologi. Berat hati harus melupakan tulisan-tulisan. Sungguh berat jika harus berhenti dari sesuatu yang kusukai, Sesuatu yang membuatku terbangun dan berani kukuh bermimpi, untuk menjadi penulis di suatu hari nanti. Sungguh kawan, hanya perbedaan tipis antara, mimpi dan kenyataaan.....

Akoe
yang tak kan Melupakan Tulisan

Posted in Label: | 0 komentar

Mencuri Ide

Satu hal yang paling sering membentur kebanyakan penulis pemula (salah satunya seperti saya ^_~) adalah: Lack of Idea alias kurangnya ide. Bagaimana kita bisa menulis jika tidak punya ide? Bagaimana sebuah tulisan bisa rampung jika tidak ada tema yang akan diangkatkan?

Saya suka dengan sebuah kalimat yang mengatakan:
 Curilah ide dari orang-orang di sekitar anda, baik dari masa lalu mereka, maupun dari masa depan mereka, curilah dari kehidupan anda dan jika perlu curi dari otak anda sendiri.
Sebagai penulis pemula, saya lebih senang mencuri cerita dari kehidupan teman-teman saya, atau orang-orang yang saya jumpai, dimanapun itu. Tapi ketika benar-benar mentok alias tidak menemukan ide yang menarik maka seperti saran seseorang yang pernah saya temui di sebuah lembaga pelatihan penulisan (bertahun silam), tulis saja kata pertama anda rasakan, anda lihat, anda temui, kalau perlu uneg-uneg hati sekalian. Biarkan saja tulisan itu mengalir dan mengalir. Sayangnya saya mengikuti nasihat itu. 

Cukup lama saya membiarkan tulisan tidak karuan itu. Saya menyimpannya di lembaran kertas atau dalam file terpisah di komputer saya. Sekali waktu senggang saya membaca kembali tulisan itu, dan ternyata OHoO!! Entah darimana tiba-tiba saja saya memiliki rancangan ide kelanjutan untuk tulisan itu, dan ia meluncur begitu saja, tidak terkendali. Seperti roket luar angkasa, meluncur dalam kecepatan tinggi. Sampai-sampai isi otak saya tak terkendali penuh oleh tuts komputer dan ujung2 jari. Pada akhirnya saya menyelesaikan beberapa cerita pendek dengan cukup memuaskan. Teranyata memang Ide bagus untuk mencuri ide dari otak sendiri. Terimakasih untuk nasehat yang berharga dari seorang teman. (kesampingkan dulu bagaiamana kualitas tulisan yang saya buat hehe..)

Cara mencuri ide kedua yang berhasil saya praktekkan adalah: Curi di Toko Buku! Saya senang ke toko buku. Sejak masih kecil dan bahkan terlalu kecil untuk bisa membaca. Saya hanya membaca gambar-gambar di toko buku. Dan hingga dewasa kebiasaan membaca gambar itu terus berlanjut. Saya suka gambar yang dipenuhi warna-warni (mungkin karena itulah saya tidak begitu tergila-gila pada komik). Setelah dewasa saya tidak lagi membaca gambar-gambar dari buku anak-anak lagi, yang seringkali menceritakan dongeng. Sekarang saya membaca sampul terluar dari buku. Terkadang saya juga membaca sedikit sinopsis cerita yang tentu saja menghabiskan berjam-jam waktu di toko buku. Tapi tidak masalah, karena biasanya toko buku memberi impuls yang kuat untuk terciptanya ide-ide baru. Jadi dari pada mengatakan: Don't Judge The Book by It's Cover maka saya lebih suka mengatakan: Stole Your Idea from The Book's Cover! hmm hmm...

Sekali lagi kesampingkan dulu bagaimana kualitas tulisan saya (secara memang pemula hehe...). Bagaimanapun setiap kita punya cara sendiri untuk mencuri ide tulisan. Saya senang bisa berbagi cerita. Tetap Berjuang untuk mewujudkan cita-cita!! Semangat!!

^_^Semoga Bermanfaat...

Posted in Label: | 0 komentar

Ada yang aneh dengan cerita ini??


cerita ini kutulis dalam sehari. coba bayangkan. tidak lebih dari dua jam. jari-jariku sibuk mengalirkan setiap kata dan huruf yang meluncur cepat dari otakku. butuh lebih dari sekadar penyesuaian. meskipun sebenarnya inspirasinya datang jauh beberapa bulan silam. tapi begitulah, untuk menulis dibutuhkan lebih dari sekadar inspirasi. dibutuhkan waktu, kepercayaan diri, keteguhan hati (terutama untuk menyelesaikan tulisan yang dibuat), dan yang terpenting adalah energi. butuh semangat yang kuat untuk menulis. apapun itu.

cerita pendek ini mengisahkan tentang kejadian gempa 30 september silam di kota kelahiranku, Padang. sebenarnya tokoh utama dalam cerita ini benar-benar kujumpai dalam kehidupanku. tentu saja dengan nama yang berbeda. namun ia adalah tokoh nyata yang kutemui pada saat pasca gempa lalu. bedanya: tokoh nyata ini adalah seorang yang teguh imannya, penuh kepercayaannya dan selalu menasehati, tak ketinggalan menasehatiku. sifat dasar ini kuubah sedikit dalam cerita pendek yang kutulis. meski sebenarnya aku merasa kagum dengan sifat orang yang kutemu ini. dalam kehidupan nyata ia adalah seorang penjual makanan yang juga memiliki ukuran tubuh yang tidak sama seperti orang pada umumnya (ukuran yang mini). juga tentang tangan kanan yang kuceritakan dalam cerpen itu,memang begitulah adanya. hanya saja aku tidak tahu benar tentang keluarganya.


anak perempuannya yang dalam cerpen itu telah menjadi korban gempa, padahal sebenarnya dalam kehidupan nyata ia kehilangan seorang kemenakan perempuan. meskipun demikian ia berkemauan keras untuk membantu orang-orang di sekitarnya, terutama saat proses evakuasi korban. meskipun ia sendiri, masih enggan untuk menerima uluran tangan orang lain (walaupun menurutku ia membutuhkannya).

jadi apa yang aneh dengan cerita ini?? hmmm...jika anda membaca dengan seksama cerita yang kutulis ini dan mengamatinya dengan baik, maka anda akan menemukan keganjilan dalam cerita ini. sekrang ijinkan aku menertawakan kebodohanku tersebut sehingga benar-benar tidak menyadari keganjilan itu sampai aku benar-benar meng-uploadnya. hehe.....

                                  dimanapun ia berada, semoga Allah SWT selalu merahmatinya

untuk seorang Pahlawan Mini yang pernah kujumpai

Posted in Label: | 1 komentar

Tragedi Pembobolan ATM


Hati-hati dengan keamanan ATM anda! waduh. berita pembobolan atm akhir2 ini mengingatkanku pada tahun 20002 (8tahun silam). waktu itu pertama kalinya aku bikin atm. eh ternyata dalam waktu sekejap, blm genap sehari sejak kartu atm diambil dari bank yang bersangkutan. Saldo di dalam tabunganku menyusut setengahnya. Oh NO!! ketauannya pas mw ngambil uangnya di atm. wktu itu kebetulan lg di bandung, ortu ngisi atmnya di Padank. menyebalkan sekali. padahal uangnya mw dipake bwt makan sebulan...hiks hiks hiks...

sayangnya waktu jaman itu (entah sudah ada skamming ato blm g tau ya) waktu dilaporin ke bank di kota tmpt ortu...eh si pegawai bank dengan entengnya bilang: "mungkin anak bapak udah ngambil uangnya tnpa sepengetahuan bapak, atau mungkin anak bapak bohong, atau dihipnotis orang wktu lgi dijalan." GRRRRRRRRR....langsung lah Bapak ku yang super galak jadi marah besar, bentak bentak pegawai bank. sampai pak satpam yang jagain bank jadi ikut-ikuttan dibentak. "SEMBARANGAN!!!xxx...BSLknkhlkwh@#$%^*&HKNIN" kira-kira gitulah.....(fiuh!)

maunya apa sih nih orang?? bukannya ngasih jalan keluar eh malah kita sebagai nasabah disalah-salahin. dianggap lalai lah, dianggap anaknya nipu lah. halaaaah...orang tua mana yang g marah anaknya dianggap nipu?? Kurang AJar GRRRRR...!!!

BAnk mana tuh? dimana? siapa pegawai yang dimaksud? no comment!! aku g mau bilang...takuttt UU informasi. nanti dijerat lagi kayak kasus Prita..haaah...sekarang dimana-mana ngomong mesti hati-hati.^_^

berbagi pengalaman tentang atmku yang malang : (hiks..hiks..)
  1.  waktu itu prtama kalinya aku punya tabungan yang make atm sendiri lho
  2. belum tau cara mengoperasikan atm, apalagi liat nomor pinnya. makanya aku buka pinnya di rumah (minta tolong sama ortu). artinya nomor pin atm masih dlm keadaan disegel sampai aku pulang ke rumah (menjelang magrib)
  3. lucunya: waktu di cek ulang pegawai bank bilang dana atm ny udah ditarik dari toko *** pada jam 10an..nah lho?? padahal jam segitu kan pin atmnya belum buka segel?? lho kok bisa ya??

Berbagai pikiran berkecamuk wktu itu. wktu itu kan aku lg di bandung, n ortu lagi di padang, tepatnya di bank lagi marah-marah sama pegawainya. Alhasill: weeeheeyyy..seperti yang kuduga: dana yang hilang g kembali. Mau lapor polisi?? halaahhh emangnya (waktu itu) ngaruh? entahlah. aku benar-benar merasa pesimis. Nah kenapa aku nulis disini?? n baru sekarang??yah karena kasus serupa mulai marak. (merasa senasib gitu hehe)

klo sekarang pake alat yang namanya skamming n camera, emang dulu para pembobol atm ini make alat apa ya?? gimana sistem kerjanya?? jadi mikir nih...

yang penting sekarang bwt siapa sja yg punya krtu atm. Waspadalah! Waspadalah!
  1. Selalu lihat dan periksa seteliti mungkin ruangan di atm, ada kamera pengintip pin kita gak? atw ada yang mencurigakan di box atmnya, ada gambar atau gantungan box yg g penting, atau ada orang mencurigakan mengintip dari luar. be aware!!
  2. Pasang tampang sehoror mungkin sebelum masuk ATM,kenapa coba?? ya supaya klo ada penjahat yang mengintai jadi takut sebelum berniat jahat (hehe yg ini ngaruh g ya?? jangan2 kita yang dikira penjahatnya)
  3. Hafalkan, pastikan atau kalo suka lupa catatkan jumlah rekening terakhir anda. Kan ga lucu klo anda sendiri tidak ingat berapa jumlah rekening anda di bank dan tau-tau tanpa sadar eh sudah hilang sedikit demi sedikit (nyadarnya belakangan...hihiyyy)

yah..sekian dulu berbagi ceritanya tentang pengamalan pembobolan ATM yang menyakitkan. Semoga tidak ada lagi yang mengalaminya. dan semoga security perbankan Indonesia bisa semakin maju!! MERDEKA!!

Posted in Label: | 0 komentar

Dongeng Rahasia Kebahagiaan


Seorang pemilik toko menyuruh anaknya pergi mencari rahasia kebahagiaan dari orang yang paling bijaksana di dunia. Anak itu melintasi padang pasir selama empat puluh hari, dan akhirnya tiba di sebuah kastil yang indah, jauh tinggi di puncak gunung. Disanalah orang bijak itu tinggal

Namun ketika ia memasuki aula kastil itu, si anak muda bukannya menemukan orang bijak tersebut, melainkan melihat kesibukan besar di dalamnya: para pedagang berlalu-lalang, orang-orang bercakap-cakap di sudut-sudut, ada orkestra kecil sedang memainkan musik lembut, dan dada meja yang penuh dengan piring-piring berisi makanan-makanan paling enak di belahan dunia tersebut. Si orang bijak berbicara dengan setiap orang dan anak muda itu harus menunggu selama dua jam. Setelah itu, barulah tiba gilirannya.

Si orang bijak mendengarkan dengan seksama saat anak muda itu menjelaskan maksud kedatangannya, namun dia mengatakan sedang tidak punya waktu untuk menjelaskan rahasia kebahagiaan. Dia menyarankan anak muda itu melihat-lihat sekeliling istana, dan kembali kesini dua jam lagi.

“Sementara itu, aku punya tugas untukmu,” kata orang bijak. Diberikannya pada si anak muda sendok teh berisi dua tetes minyak. “Sambil kau berjalan-jalan, bawa sendok ini, tapi jangan sampai minyaknya tumpah.”

Anak muda itu pun mulai berkeliling-keliling naik-turun sekian banyak tangga istana, sambil matanya tertuju pada sendok yang dibawanya. Setelah dua jam, dia kembali ke ruangan di tempat orang bijak itu berada.

“Nah,” kata si orang bijak, “apakah kau melihat tapestri-tapestri Persia yang tergantung di ruang makanku? Bagaimana dengan taman hasil karya ahli taman yang menghabiskan sepuluh tahun untuk menciptakannya? Apa kau juga melihat perkamen-perkamen indah di perpustakaanku?”

Anak muda itu merasa malu. Dia mengakui bahwa dia tidak sempat melihat apa-apa. Dia terlalu terfokus pada usaha menjaga minyak di sendok itu supaya tidak tumpah.

“Kalau begitu, pergilah lagi berjalan-jalan, dan nikmatilah keindahan-keindahan istanaku,” kata si orang bijak. Tak mungkin kau bisa mempercayai seseorang, kalau kau tidak mengenal rumahnya.”

Merasa lega, anak muda itu mengambil sendoknya dan kembali menjelajahi istana tersebut. Kali ini dia mengamati semua karya seni di langit-langit dan tembok-tembok. Dia menikmati taman-taman, gunung-gunung di sekelilingnya, keindahan bunga-bunga, serta cita rasa yang terpancar dari segala sesuatu di sana. Ketika kembali menghadap orang bijak itu, diceritakannya dengan mendetil segala pemandangan yang telah dilihatnya.

“Tapi dimana tetes-tetes minyak yang kupercayakan padamu itu?” tanya si orang bijak. Si anak muda memandang sendok di tangannya, dan menyadari dua tetes minyak itu sudah tidak ada.

Nah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan untukmu,” kata orang paling bijak itu. “Rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala hal menakjubkan di dunia ini, tanpa pernah melupakan tetes-tetes air di sendokmu.”

Taken from: The Alchemist

Posted in Label: | 1 komentar

Oleh2 Khas Minang

Oleh2 Khas Minang
Rendang Telur, Rp.45.000/kemasan isi 0,5 kg. CP:Widia (08982605727/08126795642)