antalgin = metamizol = metampiron
Story:
Pasien diresepkan novalgin inj yang isinya metampiron. Karena di apotek
sediaan ini lagi kosong maka kami pun menawarkan opsi ketorolac inj
atau tramadol inj ( yang kebetulan lagi ada),..indikasi
yang dimaksud adalah efek antipiretik bukan analgetik krn paracetamol
oral dianggap tidak mempan. Hmm....sayangnya tidak ada lagi sediaan
antipiretik injeksi yang lain saat itu, kalo begitu.... ya sudahlah.....
Penasaran
dengan seberapa baik efek antipiretik metampiron ini maka ini dia search di
bbrpa litertur online atau dr bbrp buku standar, bwt nambah informasi n
sekaligus belajar. Tp tau ga hasilnya ketika search di
drugs.com. nah yang muncul tulisan berikut ini nih:
Metamizol : In some countries, this medicine may only be approved for veterinary use.
walaahh.......(jd penasarn negara mana aj yg dimaksud, yg jelas pasti bukan Indonesia, karena kita masih menggunakanya)
ketika search di
ncbi.com nemu data pendukung nih:
Metamizol
proved to be a very effective analgesic. When administered in
equipotent doses, it had its effects comparable to various opioid
analgesics, such as tramadol, pentazocine and pethidine. Beside the
strong analgesic effect, it produces also significant antipyretic and
splasmolytic effects without the adverse, unpleasant anticholinergic
impact
Ternyata memang cukup bagus efek
antipiretiknya, meskipun dinyatakan efek analgetiknya yang paling
diandalkan. Cukup memuaskan, pada bagian bawah paragraf ada tambahan ini
nih:
metamizol is a useful antipyretic both in the
adults and children. Its adverse effects are not pronounced and drug
interactions are minimal.
Aq masih penasaran, pengen
tw perbandingan efek antipiretik mana yang lebih kuat metamizol dg
parasetamol (secr obt ini paling sering digunakan untuk demam),
searching.......(belum ktemu)
ketemu
jurnal hasil penelitian:
Symptomatic intravenous antipyretic therapy: efficacy of metamizol, diclofenac, and propacetamol. All
study medications had a significant antipyretic effect.
However,metamizol at the dose 2500 mg was considered as the most
effective, while propacetamol at the dose 1000 mg showed the lowest
antipyretic efficacy.
Based
on the results of the present study, the choice of the antipyretic
drug should depend on the clinical status of patient,
contraindications, and potential adverse events and risks of the
selected agent.
Comparison of the antipyretic effect between ibuprofen, metamizol, nimesulide and paracetamol in children: All
the treatments were able to decrease significantly the fever and there
was not an statistically significant difference in the antipyretic
effects seen in the four groups of treatment.
Kesimpulan:
efek antipiretiknya tidak jauh berbeda. Pemilihan pun berdasarkan pada
keadaan pasien, kontraindikasi, dan resiko efek samping.
Jadi
kenapa penggunaan parasetamol lebih banyak daripada metamizol
(antalgin) untuk antipiretik? Hmm...seperti berdasarkan cost-efektifnya,
mengingat harga metamizol jauh lebih mahal daripada parasetamol.
salah satu efek samping metampiron bila dipakai dalam jangka panjang adalah dapat menutunkan jumlah neutrofil (sel darah putih) dalam darah yang berperan dalam kekrbalan tubuh