Membunuh rutinitas

Menghadapi rutinitas. Seperti menghadapi putaran roda yang membosankan. Berapa banyak orang-orang yang dituakan, atau setidaknya merasa menjadi telah menjadi tua dalam waktu singkat. Ketika kita tidak memiliki waktu sedikit saja hanya untuk sekadar menikmati apa yang telah kita pilih sebagai jalan hidup, maka faktanya rutinitas itu telah membunuhmu.

Kehidupan yang menetap di suatu kota sama artinya menenggelamkan diri dalam wawasan kota tersebut. Tenggelam bersama rutinitas, dihancurkan oleh kebobrokan peradaban sosial, dan semua sifat-sifat buruk yang menjadi kebiasaan wajar. Pembudayaan paksa pribadi. Lamat laun, tanpa kita sadari, kita tidak lagi menjadi makhluk asing di sebuah kota baru, tapi menjadi bagian dari sebuah peradaban lain, yang mungkin adalah asing bagi diri kita sendiri dulunya. Sebuah rutinitas baru yang berbeda, namun tetap sama dalam hal menjemukan.


Saat anda mulai merasa lebih tua dan bosan. Saat yang baik untuk bangun dan melakukannya dengan cara yang berbeda. Hari ini, bangunlah lebih awal, tengoklah keluar sana betapa matahari pagi sangat meneduhkan. Berapa lama gerangan semua aktifitas otak anda diisi oleh rutinitas harian yang lebih mementingkan materi? Saatnya beristirahat sejenak kawan! Saatnya berjalan di pagi yang teduh dan lembut, hiruplah udara yang segar hingga paru-parumu lembab. Dinginkan otakmu, bergegaslah melangkahkan kakimu ke tempat-tempat yang sebelumnya hanya tontonan sambil lewat. Jika hujan gerimis, tidak ada salahnya menikmati buliran air yang menetes dari langit. Anugrah itu indah, beberapa tetes air hujan hanya akan membasahimu, tidak akan membunuh.

Mungkin kesibukan kantor, sekolah, mengajar, mengurus anak-anak, melenakan kita dari banyak keindahan di luar sana. Kita lupa menengok langit yang biru dan menikmatinya sambil minum teh di halaman rumah. Berbaringlah di rerumputan dan biarkan matamu menatap angkasa yang luas. Nikmati keindahan bintang-bintang dan metafora yang mengagumkan. Susunan tata surya yang agung itu adalah keindahan tak berbayar, semuanya disajikan gratis oleh Sang Pencipta. Sudah saatnya terjaga dari rutinitas yang memerosokkan kita dalam lubang hitam pemikiran yang sempit. Ini hari yang indah untuk dimulai. Hari yang indah untuk mendengarkan suara-suara alam. Ini hari yang sungguh indah untuk bergerak!!

*mencoba membunuh rasa bosan...

Posted in Label: |

0 komentar:

Oleh2 Khas Minang

Oleh2 Khas Minang
Rendang Telur, Rp.45.000/kemasan isi 0,5 kg. CP:Widia (08982605727/08126795642)